Selasa, 23 September 2014

Masalah kesehatan reproduksi remaja merupakan masalah yang cukup komplek karena keadaan dilapangan menunjukkan bahwa siswa SMP dan SMA banyak yang sudah terlibat dalam kegiatan-kegiatan seksual dari hal-hal yang berbau seks seperti misalnya penggunaan HP untuk mengirim SMS kata-kata porno dan rekaman  adeganporno,mengakses situs-situs internet yang berbau pornografi, berpacaran secara berlebihan, melakukan hubungan seks yang mengakibatkan kehamilan dan harus keluar dari sekolah, pelecehan seksual pada pelajar puteri baik oleh sesama teman laki-laki maupun guru. Selain itu kasus remaja merokok dan mengkonsumsi narkoba juga sudah tidak asing lagi. Informasi ini kami dapatkan baik dari berita media cetak maupun elektronik,isu di masyarakat , juga setelah melakukan wawancara dengan guru-guru saat melakukan penjaringan/screening di sekolah.
Di satu sisi,pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja tidak diberikan secara komprehensif di sekolah. Padahal siswa SMP dan SMA sangat haus akan informasi kesehatan reproduksi yang benar. Sehingga para siswa akan mencari tahu sendiri,dengan narasumber yang belum tentu benar,bahkan mungkin dapat menyesatkan karena informasi yang salah tentang kesehatan reproduksi remaja. Hal ini ternyata dapat
merugikan masa depan remaja karena implementasi yang salah dari informasi yang salah, misalnya remaja yang mengalami kehamilan pranikah yang harus disusul dengan pernikahan dini, aborsi,kemungkinan tertular penyakit PMS/HIV/AIDS dan sebagainya.
Perlu diketahui, tingkat pengguna narkoba di kalangan remaja di Indonesia sangat memprihatinkan. Dari data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus penyalahgunaan narkoba terus meningkat di kalangan remaja. Kenakalan remaja berikutnya adalah seks bebas. Dimana, pergaulan seks bebas akan bersangkutan dengan peningkatan kasus IMS dan HIV/AIDS . (Data BNN tahun2010)
Perlu menjadi perhatian kita juga, ketika penderita Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) di negara lain mulai turun, di Indonesia tren penderita penyakit mematikan ini justru naik. Lebih mencengangkan lagi bahwa setengah dari total jumlah penderita AIDS di Tanah Air adalah kaum remaja.        (Liputan6.com, 12Februari2008).

Undang-undang kesehatan no.23 tahun 1992 pada pasal 17 disebutkan bahwa kesehatan anak diselenggarakan untuk mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan anak melalui peningkatan kesehatan anak dalam kandungan, masa bayi, masa balita, usia prasekolah, dan usia sekolah. Selain itu pada pasal 45 juga disebutkan bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Dimana kesehatan sekolah yang dimaksud,diselenggarakan melaluisekolah atau melalui lembaga pendidikan lain. Lembaga pendidikan lain yang dimaksud salah satunya adalah melalui kegiatan di puskesmas. (UU RI.no.23 tahun 1992 tentang kesehatan)
Salah satu  hal yang dibutuhkan dalam menciptakan sumber daya manusia yang optimal adalah meningkatkan derajat kesehatan selain meningkatkan mutu pendidikan. Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis kesehatan, memiliki fungsi sebagai penggerak pembangunan berwawasan masyarakat, pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, serta berperan dalam pemberdayaan masyarakat, merasa perlu untuk melakukan sesuatu , guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakatdari sisi kesehatan. Upaya mewujudkan peningkatan sumber daya manusia yang optimal bisa diwujudkan dengan peningkatan kesehatan dan pendidikan. Hal ini mendorong petugas kesehatan di Puskesmas Karangan membuat MOU dengan sekolah yang dibingkai sebagai “Komitmen dan kesepakatan demi anak negeri  agar meraih prestasi Usaha Kesehatan Sekolah yang Hebat” ( KOMPAK DAN AMPUH)

1.2 Tujuan
Umum : Mewujudkankan kesehatan reproduksiremaja dan anak sekolah secara optimal sebagai upaya meningkatkan sumber daya manusia.
Khusus : 1. Meningkatkan komitmen dari petugas kesehatan terhadap program KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) dan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
2. Meningkatkan kemitraan dan kerjasama lintas program dan lintas sektor dalam   program KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) dan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah).
3. Memberdayakan masyarakat kususnya remaja,anak sekolah, guru dan lingkungan sekitar sekolah untuk secara mandiri dapat mengatasi permasalahan kesehatannya.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan KRR dan UKS di puskesmas Karangan
4. Meningkatkan pendidikan kesehatan bagi remaja dan anak sekolah


BENTUK KEGIATAN

Langkah awal yang dilaksanakan adalah :
Penandatanganan MOU antara kepala puskesmas dan kepala sekolah, serta pembaharuan MOU setiap tahun.
MOU  sampai saat ini sudah dilaksanakan di seluruh SMP dan SMA sederajat di wilayah puskesmas Karangan, terdiri dari 7 SMP sederajat dan 5 SMA sederajat,serta beberapa SD (SD Kreatif, SDN I,II dan III Karangan, SDN I Jati, SDN Kerjo dan SDN Kedungsigit).

Tujuan : Bekerjasama dan mengambil kesepakatan dengansekolah-sekolah yang telah melakukan MOU dengan puskesma stentang pelayanan kesehatan remaja, meliputi bentuk pelayanan dan cara pembiayaan serta berbagai kegiatan dalam memberdayakan kader kesehatan remaja maupun kader tiwisada di sekolah sebagai upaya dalam melaksanakan trias UKS serta sangsi jikamasing-masing pihak melanggar kesepakatan.

Manfaat:
Baik puskesmas maupun sekolah memiliki dasar dalam melaksanakan kerjasama yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan anak sekolah/remaja. Dengan MOU, masing-masing akan berusaha mematuhi kesepakatan yang sudah dibuat dan siap dengan konsekuensi sangsi yang harus diterima jika melanggar kerjasama.

Dampak yang sudah diperoleh :
Terjalinnya kerjasama yang harmonis antara sekolah dengan Puskesmas untuk bersama-sama meningkatkan kesehatan reproduksi remaja dan anak sekolah di wilayah kecamatan Karangan.
Berdirinya pusat informasi kesehatan remaja oleh UKS SMAN II Karangan,berawal dari adanya kesepakatan untuk pemberdayaan kader kesehatan remaja yang sudah dilatih di Puskesmas Karangan. Dengan berdirinya pusat informasi KRR di sekolah oleh kader, maka terbentuk konselor sebaya yang diharapkan mampu memberikan solusi bagi teman-temannya terhadap permasalahan yang dihadapi sebelum datang ke poli KRR Puskesmas Karangan.
Kesepakatan  dan kesediaan kepala sekolah untuk memberi waktu bagi kader di sekolah untuk melaksanakan trias UKS. Dengan adanya kesepakatan ini,pelaksanaan trias UKS di sekolah dapat terwujut.
Misalnya adalah :Kegiatan abatisasi, penyuluhan 10 menit oleh kader saat penjaskes, pembinaan kantin oleh kader di sekolah,dll. Hal ini tentu saja dapat memudahkan kerjasama  antara puskesmas dengan sekolah utamanya dalam program KRR dan UKS.
Terjaringnya kondisi kesehatan anak sekolah melalui kesepakatan adanya penjaringan anak sekolah, sehingga jika ditemukan kasus bisa segera ditangani. Penjaringan anak sekolah di Puskesmas Karangan tercapai 100% karena kemudahan dan fasilitas yang diberikan oleh sekolah sesuai MOU.
Tercapainya pelayanan pemeriksaan Hb bagi seluruh warga sekolah, masih ditambah pemeriksaan lain maupun pemeriksaan laboratorium lain sesuai indikasi tanpa harus membayar terlebih dahulu. Hal ini karena sudah ada kesepakatan untuk pelayanan laborat dan pembiayaan oleh komite sekolah sesuai dengan perda yang berlaku, Sehingga jika ada kasus segera bisa ditangani.
Tercapainya jiwa gotong royong dalam subsidi silang dalam pembiayaan kesehatan anak sekolah dari komite sekolah.
Meningkatnya pengetahuan tentang KRR dan UKS  bagi anak sekolah.
Meningkatnya peran serta  dan komitmen sekolah dalam mewujudkan sekolah yang sehat.
Terciptanya kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler  yang berhubungan dengan progran KRR dan UKS di beberapa sekolah  ,sehingga diharapkan mampu meningkatkan derajad kesehatan masyarakat sekolah secara mandiri.
Dalam melaksanakan MOU, Puskesmas Karangan berusaha menepati isi kesepakatan dengan melakukan berbagai kegiatan setelah terlebih dahulu membentuk tim P2KRR. Kegiatan tersebut antara lain :

1. Menciptakan poli KRR bersahabat
Tujuan : menciptakan tempat pelayanan medis dan konseling KRR yang nyaman,aman,dan rahasia baik untuk remaja di sekolah maupun remaja pada umumnya.

Manfaat:
Terciptanya poli KRR yang nyaman,aman dan rahasia yang bisa bermanfaat sebagai tempat untuk pelayanan medis dan konseling yang sesuai dengan jiwa remaja.
Poli KRR yang sesuai dengan jiwa remaja dapat menjadi tempat yang menarik minat remaja termasuk komunitas remaja di sekolah, untuk datang dan memanfaatkan poli KRR.

 Dampak yang sudah diperoleh :
kunjungan konseling meningkat
Cakupan program meningkat dan sesuai target,  serta ditemukannya solusi dari berbagai permasalah yang ada pada remaja.

Manfaat dan dampak yang sudah diperoleh :
Dengan adanya survey kepuasan pelanggan di masing-masing poli di Puskesmas Karangan, dapat diketahui tingkat kepuasan remaja terhadap pelayanan poli KRR serta dapat menjadi acuan bagi petugas untuk memperbaiki diri.

2. Kegiatan Penyuluhan disekolah maupun diluar sekolah
Tujuan : meningkatkan pengetahuan remaja tentang KRR
Manfaat yang sudah diperoleh :
Meningkatnya pengetahuan sasaran penyuluhan. Dampak yang sudah diperoleh :
Meningkatnya peran serta remaja dan lintas sektor dalam menemukan solusi permasalahan remaja.
Meningkatnya pengetahuan dapat menumbuhkan kesadaran pada remaja untuk lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan reproduksinya.
Meningkatnya minat remaja untuk menemukan solusi terhadap permasalahannya,terbukti dengan meningkatnya jumlah remaja yang melakukan konseling, baik yang berkunjung ke poli maupun melalui konseling tidak langsung melaluui media elektronik.

cerdas cermat tentang KRR
3. Penyelenggaraan cerdas cermat tentang KRR tiap tahun.
Tujuan : 1.   Wahana promosi kesehatan dan promosipoli KRR
2.   Meningkatkan pengetahuan tentang KRR.
3.   Memberikan motivasi kepada remaja untuk  berprestasi/kompetisi sehat
4. Mengalihkan perhatian remaja dari hal-hal yang  negatif






Pelatihan Kader Tiwisada
4. Pelatihan kader kesehatan remaja dan kader tiwisada
Manfaat :Menghasilkan remaja yang terlatih tentang KRR
Dampak yang sudah diperoleh :
Adanya kader kesehatan reproduksi remaja disemua sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas/sederajat, juga beberapa SD murid kelas 4,5 dan 6, diwilayah puskesmas Karangan.
Terlaksananya trias UKS di beberapa sekolah karena peran serta kader yang aktif.
Terlaksananya kegiatan di pusat informasi kesehatan reproduksi remaja di SMAN II Karangan karena kader yang aktif dan inovatif.
Kegiatan remaja yang ada di wilayah kecamatan dapat terkoordinasi dengan baik, seperti kegiatan seminar oleh PIK-R(binaan BP3AKB) yang dihadiri oleh masing-masing utusan sekolah dan kader di sekolah, kegiatan dalam memperingati hari AIDS,dll.
Berhasilnya kader binaan P2KRR Puskesmas Karangan dalam mengikuti perlombaan UKS, KKR,Kader tiwisada, baik di tingkat kabupaten maupun propinsi. Kaderdari SMAN II Karangan berhasil meraih juara harapan 2 tingkat propinsi. Sedangkan SD KreatiF Karangan berhasil  meraih juara 1 lomba kader tiwisada tingkat kabupaten, dam masuk rangking 7 dokcil di propinsi. Dan hal ini dampaknya memotivasi sekolah lain di wilayah kec.Karangan untuk berprestasi juga.
Selain itu, dengan adanya wakil dari sekolah dalam perlombaan UKS bisa menjadi jalan awal dari dinas pendidikan untuk membentuk sektap UKS di kabupaten Trenggalek yang sebelumnya tidak ada. Mulai tahun ini sektap akan dibentuk dan sudah mendapat perhatian dari bapak bupati Trenggalek.

5. Sosialisasi buku KARA dan KAREM kepada kepala sekolah dan petugas UKS, utamanya yang sudah ada MOU dengan Puskesmas Karangan. Juga pengenalan dan pelatihan mengisi KMS yang terdapat pada buku KARA bagi kader kesehatan remaja dan kader tiwisada di sekolah.

Manfaat :
Tersosialisasikannya buku KARA dan KAREM.

Dampak yang sudah diperoleh :
Meningkatnya kesadaran dari sekolah tentang pentingnya buku KARA dan KAREM bagi remaja, kkhususnya remaja sekolah.
Adanya beberapa sekolah yang sudah menggandakan buku KARA untuk anak didik di sekolahnya, untuk mempermudah pelaksanaan trias UKS
Terwujudnya pantauan pertumbuhan anak sekolah oleh kader di sekolah dan lebih mudahnya proses penyuluhan oleh kader di sekolah tentang KRR, karena di dalam buku KARA dan KAREM memuat informasi tentang kesehatan dan KMS anak usia sekolah.

6. Seminar KRR
Manfaat:
Meningkatnya pengetahuan remaja tentang KRR

Dampak yang di peroleh :
Meningkatnya minat remaja untuk mengetahui KRR yang benar dan bertanggungjawab.
Mengalihkan kegiatan remaja dari hal-hal yang negatif ke kegiatan yang positif.
Terwujudnya sikapdan tingkah laku remaja yang lebih bertanggungjawab terhadap kesehatan reproduksinya.
Berkurangnya kenakalan remaja di wilayah puskesmas Karangan, menurut data yang diperoleh dari polsek Karangan.

7. Keberlanjutan dan peluang replikasi program
Program Kompak dan Ampuh yang merupakan kolaborasi UKS dan KRR menjadi percontohan bagi puskesmas lain juga sasaran di sekolah lain diluar wilayah kerja puskesmas Karangan.
Beberapa kunjungan studi banding dalam rangka tukar informasi menjadikan program ini bisa berkembang di tempat lain.


PENUTUP

KOMPAK DAN AMPUH (Komitmen dan Kesepakatan,Demi Anak Negeri Agar Meraih Prestasi Uks Hebat) adalah gebrakan yang dilakukan oleh tim P2KRR (Program Pembangunan Kesehatan Reproduksi Remaja) yang ada di Puskesmas Karangan, yang bertujuan mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Gebrakan ini diawali dengan tercapainya sebuah komitmen dan kesepakatan yang dibingkai dalam MOU. MOU antara kepala Puskesmas Karangan dan kepala Sekolah di wilayah kecamatan Karangan ini, berisi tentang kesepakatan dalam hal pelayanan kesehatan anak sekolah, baik promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatif serta pembiayaan pelayanannya. Dalam hal ini, masing-masing pihak berkomitmen dalam tujuan meningkatkan kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan anak sekolah secara optimal guna mewujudkan tercapainya sumber daya manusia yang berkualitas.
Gebrakan ini berjalan selaras dengan fungsi puskesmas sebagai penggerak pembangunan berwawasan masyarakat, promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif juga dalam pemberdayaan masyarakat untuk menjadi masyarakat yang sehat secara mandiri.
Kami sangat berharap program ini bisa bermanfaat bagi masyarakat sesuai dengan tujuannya. Semoga Allah SWT memudahkan langkah kami, dan kami atas nama tim kerja program pembangunan kesehatan reproduksi remaja berharap saran,kritik juga bantuan yang mendukung agar gebrakan ini berjalan lancar dan lebih baik lagi sehingga lebih bermanfaat lagi masyarakat.





Selasa, 14 Januari 2014

Salah Satu Kegiatan Taman Posyandu Cahaya Insani
Posyandu adalah salah satu jenis upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang paling bermasyarakat, yang mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan angka kematian bayi. Posyandu diselenggarakan oleh kader yang terlatih dibidang kesehatan yang berasal dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat yang dibantu oleh tenaga kesehatan yang bertujuan:
1. Untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak
         balita dan angka kelahiran
2. Memelihara dan meningkatkan kesehatan bayi, anak balita, ibu
            dan pasangan usia subur
3. Untuk meningkatkan peran serta masyarakat dibidang kesehatan agar dapat mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan lain yang menunjang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
Taman Posyandu adalah Pengembangan Posyandu Purnama atau Mandiri yang diberi tambahan layanan Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) dan Bina Keluarga Balita. Taman Posyandu bukan suatu wadah atau organisasi yang baru, namun merupakan perluasan fungsi dan kegiatan posyandu purnama dan mandiri. Sehingga tidak perlu membentuk posyandu baru atau mengganti nama posyandu yang sudah ada dan berkembang. Jadi akan disebut Taman Posyandu bila di suatu wilayah sudah ada posyandu, BKB dan PAUD yang beroperasi dengan baik dan rutin. Sehingga anak balita akan mendapatkan layanan secara menyeluruh yaitu kesehatannya di Posyandu, rangsangan pendidikan di PAUD dan Parenting (Pengasuhan balita oleh orang tua) di BKB.
Pengelola Taman Posyandu adalah TP-PKK di semua jenjang, Di Provinsi adalah TP-PKK Provinsi, di Kabupaten atau Kota adalah TP-PKK Kabupaten atau Kota, di Kecamatan adalah TP-PKK Kecamatan dan di Desa adalah PKK Desa. Pelaksana Taman Posyandu adalah kader yaitu bisa kader posyandu, BKB maupun kader PAUD yang sudah dilatih.

2. Tujuan  Taman Posyandu
a. Posyandu yang bertujuan untuk Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita.
b. Paud yang bertujuan untuk pembinaan yang ditujukan kpada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut
c. BKB yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan orang tua dalam pembinaan tumbuh kembang anak umur 0-5 tahun. Kegiatan di Taman Posyandu secara keseluruhan yaitu di Posyandu, PAUD dan BKB harus sudah menerapkan prinsip perlindungan bagi anak

3. Sasaran
1. Balita 0-5 tahun yang menjadi sasaran Posyandu sebelumnya
2. Ibu Balita 0-5 tahun yang menjadi sasaran Posyandu sebelumnya
3. Kader Posyandu

4. Tempat pelaksanaan Taman Posyandu
Taman Posyandu bisa dilaksanakan dengan model Pelayanan Lengkap Terintegrasi satu atap atau dengan Pelayanan Lengkap terintegrasi tidak satu atap. Pelaksanaan posyandu dilaksanankan menetap di satu tempat di Rumah Warga, Balai RT/RW/Desa atau Rumah Posyandu (Khusus untuk Posyandu). Tempat untuk Pelaksanaan PAUD dapat menggunakan fasilitas desa, fasilitas umum, sekolah atau bangunan yang tersedia dan memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Bertempat di lokasi strategis
2. Kondisi bangunan cukup layak, aman, dan nyaman bagi anak
3. Memiliki ruangan yang cukup untuk kegiatan
4. Memiliki halaman untuk bermain
5. Tersedia MCK yang dapat diakses oleh anak – anak / orang tua
6. Tersedia sanitasi air bersih
7. Penerangan dan ventilasi udara cukup
8. Bebas polusi dan suara bising

5. Waktu Pelaksanaan Taman Posyandu
Taman posyandu dilaksanakan dengan jadwal yang ditentukan sendiri oleh pelaksana dan masyarakat sesuai kesepakatan, namun pengaturan jadwal layanan perlu dilakukan mengingat terbatasnya tempat dan jumlah kader yang ada. Secara umum pelaksanaan masing – masing layanan adalah sebagai berikut :
o Pelayanan posyandu : 1 kali per bulan
o Pelayanan BKB : 1 – 2 kali per bulan
o Pelayanan Pos PAUD : 3 – 6 kali per minggu

6. Pembiayaan Taman Posyandu
Pembiayaan untuk Taman Posyandu dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain:
1. Swadaya Masyarakat
2. Swasta / Dunia Usaha
3. Pemerintah baik APBD Provinsi /APBD Kabupaten atau APB Desa
4. Sumber – sumber lain yang sah dan tidak mengikat
Pembiayaan yang selama ini sudah berjalan baik di masing – masing kegiatan seperti di Posyandu atau PAUD, tetap saja mengikuti yang sudah ada.

7. Pembinaan
Sebagai Pembina pengelolaan dan pelaksanaan Taman Posyandu adalah SKPD terkait mulai di tingkat Provinsi sampai jajarannya di Tingkat Kecamatan, yaitu :
1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
2. Dinas Kesehatan
3. BKKBN
4. Badan Pemberdayaan Masyarakat
5. Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB
6. Biro Kesra

8. Pelaksanaan / hasil kegiatan Taman Posyandu Cahaya Insani
Setelah sosialisasi Taman Posyandu baik ditingkat Propinsi maupun Kabupaten maka ditindaklanjuti di tingkat Kecamatan. Sedangkan Taman Pasyandu yang sudah nyata bisa memberdayakan masyarakat serta berdampak memberi kemanfaatan adalah Posyandu Pinggirsari Desa Karangan.
Tujuan didirikan Taman Posyandu Pinggirsari antara lain:
o Mendekatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan usia dini pada msyarakat dan terjangkau
o Meningkatkan pemberdayaan kader dan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan dan pendidikan usia dini
o Meningkatkan pemberdayaan ekonomi keluarga melalui pelatihan keterampilan / kerajinan tangan yang bisa menambah income keluarga

Proses Pendirian Taman Posyandu Pinggirsari Desa Karangan adalah sebagai berikut:
a. Sosialisasi Taman Posyandu di pertemuan Kader Posyandu pada tanggal 17 Oktober 2013. Sosialisasi ini dilaksanakan dalam rangka menindaklanjuti Pelatihan Kader Taman Posyandu yang dilaksanakan di Malang pada tanggal 1 s/d 3 Oktober 2012. Sosilasasi disampaikan oleh kader posyandu terlatih yang dihadiri oleh 26 kader dari 5 Posyandu di Balai Desa Karangan. Adapun hasil pertemuan adalah ‘’ Kesepakatan bersama didirikannya Taman Posyandu di Pos Pinggirsari dan juga dibantu oleh kader posyandu dari pos lain.
b. Laporan ke ketua Tim Penggerak PKK Desa Karangan
c. Sosialisasi ke Puskesmas Karangan dengan melibatkan Petugas Promkes Puskesmas, yang dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober 2012 yang dihadiri oleh seluruh pemegang program dengan hasil bahwa Pendirian Taman Posyandu di Pos Pinggirsari Desa Karangan sangat di dukung oleh Kepala Puskesmas dan dihimbau bisa dilaksanakan tidak hanya di Pos Pinggirsari Desa Karangan .

d. MMD (Musyawarah Masyarakat Desa Karangan) dalam rangka mengambil kesepakatan didirikannya Taman Posyandu di Pos Pinggirsari dengan melibatkan Tokoh Masyarakat, Kepala Desa, Perangkat, Kepala Puskesmas, Petugas Promkes, Gizi, dan Sanitasi serta ibu-ibu Balita, dengan total kehadiran 65 orang. Disepakati pendirian taman posyandu yang diberi Nama Cahaya Insani dengan hari buka Senin, Rabu dan Sabtu pukul 08.00 s/d 10.00.
e. Pengembangan Program pemberdayaan ekonomi keluarga dengan pelatihan keterampilan kepada ibu-ibu balita.
Hasil Pencapaian Taman Posyandu Cahaya Insani dari bulan Oktober 2012 s/d April 2013:
1. Sasaran Taman Posyandu Cahaya Insani
2. Upaya Pengembangan
a. Pengadaan APE dengan dibantu oleh BKB dan perbaikan sarana prasarana seperti pengecatan dinding, perbaikan lantai, pengadaan karpet, saran cuci tangan, Papan nama, alat tulis, mebel, dan lain lain. Adapun sumber dana dari peran serta lintas sektor diantaranya, puskesmas karangan, masyarakat setempat, desa, BKB, ibu – ibu balita.
b. Kerja sama lintas sektor
1. Kerja sama dengan BPPKB agar terus melaksanakan pembinaan
2. Puskesmas Karangan antara lain : dokter (latihan ketrampilan pada ibu – ibu balita), bidan (pelatihan DDTK), Promkes (administrasi, manajemen, PHBS), Gizi (pertumbuhan dan pekmbangan status gizi), kesling (pengelolaan sampah dan pembinaan sanitasi), program KB (informasi KB). Adapun bentuk bantuan fisik yang diusulkan dari puskesmas karangan dengan rincian papan nama, keranjang takakura, transport kader, honor insidental kader posyandu.
3. UDP seksi PLS (Pendidikan Luar Sekolah), dalam rangka kelangsungan pendidikan di taman posyandu
4. POKJA IV PKK kabupaten mengusulkan dana ke PKK provinsi dengan kucuran bantuan Rp. 5.000.0000,00 dalam bentuk APE dan uang pembinaan.
c. Pemberdayaan ekonomi keluarga balita dengan pelatihan ketrampilan pada saat jam buka taman posyandu dengan melibatkan instruktur kepala Puskesmas Karangan dan sektor usaha kecil menengah. Hasil keterampilan dikelola oleh kader berdasarkan kesepakatn dengan ibu balita dengan  pembagian laba 50% masuk ke taman posyandu dan 50% untuk ibu – ibu balita. Sedangkan pemasarannya berkoordinasi dengan PKK, Puskesmas, dan dunia usaha (butik, toko kerajinan tangan dll). Untuk memudahkan kader dalam pembagian laba dibuat buku absensi kegiatan bagi ibu yang menghasilkan keterampilan.
d. Pengadaan seragam dengan swadaya dari masyarakat dan donatur
e. Jimpitan oleh masyarakat sekitar
f. Tabungan balita
g. Perekrutan donatur tetap
3. Kegiatan perlombaan dalam rangka hardiknas dilaksanakan pada tangga 02 mei 2013 jam 08.00 sampai selesai dengan mengundang: muspika, Kepala Desa, Ketua Tim Penggerak PKK Desa, Kepala Puskesmas beserta staf, kepala UDP dan PLKB.

9. Pengembangan Pemberdayaan Ibu-Ibu balita
Setelah dirasa banyak manfaat yang diperoleh dari Taman Posyandu dan Pembuatan Kerajinan Tangan dari ibu-ibu balita, maka disepakati mengadakan forum / rapat untuk membahas Pengembangan Taman Posyandu menjadi Taman Posyandu Cahaya Insani Plus yaitu Taman Posyandu Cahaya Insani  dan Pondok Kerajinan Tangan Bunda.

Modal awal pembuatan kerajinan tangan berasala dari jimpitan dan donatur tetap Taman Posyandu serta iuran suka rela dari Ibu-ibu Balita.


10. Dampak dari kegiatan taman Posyandu Cahaya Insani
1. Meningkatkan cakupan D/S bahkan dari luar Taman Posyandu Cahaya Insani datang untuk kegiatan PAUD pada jam kerja Taman Posyandu yaitu Senin, Rabu dan Sabtu
2. Meningkatnya kecerdasan dan menstimulasi perkembangan dan pertumbuhan balita sehingga menunjang tujaun pembangunan nasional dan MDG’s
3. Meningkatnya skill kader posyandu dalam hal pendidikan usia dini, keterampilan, pengetahuan gizi, tumbuh kembang, promosi kesehatan dll
4. Memberi keterampilan ibu-ibu balita sehingga meningkatkan pemberdayaan ekonomi keluarga
5. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam menunjang kegiatan posyandu dan program inovatif Taman Posyandu
6. Meningkatnya kerja sama lintas sektor


Kegiatan Taman Posyandu Dalam rangka Peringatan Hardiknas 2 Mei 2013

  • Dihadiri oleh Camat Karangan, segenap Muspika Kec. Karangan
  • Pembelajaran kepada ibu dan anak oleh kader melalui panggung boneka
  • Lomba Menyanyi oleh balita di taman Posyandu saat peringatan Hardiknas

11. Keberlanjutan dan peluang replikasi
Sampai dengan tahun 2014 kegaiatan dan kiprah taman posyandu Cahaya Insani masih tetap eksis dan berlanjut bahkan semakin berkembang. Hasil evaluasi dari Taman Posyandu se Kabupaten Trenggalek, Cahaya Insani memjadi Taman Posyandu percontohan dan menjadi wahana studi banding Taman posyandu se Kabupaten Trenggalek. Adapun replikasi dari Taman Posyandu cahaya Insani diantaranya:
a. Kader Pengasuh Taman Posyandu Cahaya Insani menjadi pendamping bagi taman posyandu disekitarnya, menjadi trainer dan tutor disetiap lounching dan persiapan pembentukan Taman posyandu.
b. Tempat studi banding bagi para pembina Taman Posyandu baik petugas kesehatan puskesmas lain, seperti puskesmas Suruh, Pucanganak, Tugu, Pule dan Gandusari, juga bagi para pengurus PKK baik Tingkat Desa, Kecamatan bahkan Kabupaten.
c. Meningkatnya perkembangan Taman Posyandu baik di desa, dan kecamatan sekitarnya karena terinspirasi kesuksesan Taman Posyandu Cahaya Insani.

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!